PERTEMUAN KE II
I.
MATERI AJAR
A.
MENGENALI
PENCAHAYAAN BUATAN
Pencahayaan
buatan adalah pencahayaan yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu
yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada.
Pencahayaan buatan yang tidak baik, tentunya akan mengganggu aktivitas yang ada
dalam ruang. Sehingga dalam mengatur pencahayaan buatan harus memperhatikan
dari sisi peruntukan dan kebutuhan kadar cahaya dalam mendukung aktivitas di
dalam ruang.
meliputi: kualitas
sumber cahaya (lampu), tata letak lampu, efek pantulan dan perpaduan
pencahayaan.
PENCAHAYAAN merupakan salah satu aspek
penting dalam interior.
Desainer interior Anies Alkurratu Aini
bahkan menyebutnya ‘nyawa’ dalam rancangan interior. “Tanpa pencahayaan,
interior tidak ada apa-apanya,” kata dia, Jumat (21/11), di Jakarta.(Media
Indonesia, Sabtu 29 November 2008 )
Menurut Wikipedia.org,
pencahayaan dalam ruang diperoleh dari dua sumber cahaya yaitu sumber ala mi
yakni sinar matahari dan sumber cahaya buatan yaitu lampu. Rumah yang sehat
tetap mengandalkan cahaya matahari selama matahari bersinar. Yang jelas,
pencahayaan dalam ruang memberikan efek psiko logis. Contohnya,nuansa yang
remang-remang membangkitkan kenikmatan saat makan sehingga banyak di terapkan
untuk ruang kafe dan restoran. Karena itu dapat dikatakan pencahayaan sebagai sarana
untuk mewujudkan ruang sesuai dengan fungsinya.
Idealnya,
sebuah ruang memiliki dua macam pencahayaan; Yak ni pencahayaan umum untuk menerangi
seluruh ruang dan pencahayaan spesifik untuk suatu fungsi. Misalnya, sebuah
kamar tidur memiliki lampu penerangan ruang dan lampu khusus kegiatan tertentu,
seperti lampu tidur dan lampu baca.
B.
SISTIM
PENCAHAYAAN
Menurut SNI 03-6575-2001 Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi :
a).
Sistem pencahayaan merata.
Sistem ini memberikan tingkat
pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, digunakan jika tugas visual yang
dilakukan di seluruh tempat dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang
sama. Tingkat pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara
merata
langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-langit.
b).
Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat
pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. Ditempat yang diperlukan untuk
melakukan tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi,
diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini
diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur pada langit-langit di
atas tempat tersebut.
c). Sistem pencahayaan
gabungan merata dan setempat.
Sistem pencahayaan gabungan
didapatkan dengan menambah sistem pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan
merata, dengan armatur yang dipasang di dekat tugas visual.
Sistem
pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1).
tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
2).
memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arah tertentu.
3).
pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang terhalang
tersebut.
4).
tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang kemampuan
penglihatannya sudah berkurang.
Seiring dengan perkembangan teknologi
kian beragam pula keperluan manusia. Untuk mengakomodir semua ini, agar
interior dan eksterior dari suatu bangunan dapat berfungsi sebagai mana
mestinya, maka system pencahayaan pun mengalami penyesuaian, yaitu :
A. Sistem Pencahayaan
Langsung (direct lighting)
Pada
sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi
B. Pencahayaan Semi
Langsung (semi direct lighting)
Pada
sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi,
sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
C. Sistem Pencahayaan
Difus (general diffus lighting)
Pada
sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng..
D. Sistem Pencahayaan
Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada
sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
E. Sistem Pencahayaan
Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada
sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan.
C. TINGKAT
PENCAHAYAAN
.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif (table tingkat pencahayaan).
II.
METODE
Presentasi, Diskusi,Observasi, Tanya jawab dan
penugasan
III. LANGKAH –
LANGKAH PEMBELAJARAN
NO
|
KEGIATAN
|
RINCIAN
WAKTU
|
PERALATAN
PENDUKUNG
|
METODE
|
TEMPAT
BELAJAR
|
SUMBER
BELAJAR
|
|
GURU
|
P. DIDIK
|
||||||
1.
|
KEGIATAN
AWAL
·
Membuka
pertemuan / berdoa
·
Absensi
·
Apresiasi
& Motivasi
|
·
Tertib
& berdoa
·
Memperhatikan
& merespon
|
15
menit
|
Absensi
& kelengkapan mengajar lainnya
|
Presentasi
, informasi
|
Studio
gambar
|
TATA RUANG, Fritz Wilkening, Kanisius 1987,
Jogjakarta.
SNI 03-6575-2001
mehari@mediaindonesia.com
Aa Kosasih | Artikel Pustakawan |
Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM) November 09
Sistem dan Standar
Pencahayaan Ruang Posted on Januari 6, 2009 by Prabu
Reyhan Arrasuli 2009. Ragam inspirasi Fasad
Rumah Minimalis, Depok: Penebar Swadaya
|
2.
|
KEGIATAN
INTI
·
Menjelaskan
tentang pencahayaan buatan, serta peran / makna pencahayaan bagi suatu
bangunan
·
Meminta
siswa untuk mengungkap pengalamannya saat melalui suasana yang tingkat
pencahayaannya berbeda .
·
Menjelaskan
system pencahayaan sesuai SNI .
·
Menjelaskan
pengembangan system pencahayaan untuk lebih mengoptimalkan fungsi rumah . .
·
Meminta
siswa untuk mengemukakan contoh dari system pencahayaan yang dimaksud. .
·
Menjelaskan
tingkat pencahayaan yang diizinkan (Kep Meni Kesehatan No.1405 tahun 2002) . .
·
Mengapresiasi
siswa yang aktif, dan member jawaban benar
·
Meninjau
ulang kembali pemahaman siswa
·
Mengulangi
penjelasan pada bagian yang kurang dipahami siwa
·
Menugaskan
siswa untuk mendapatkan contoh dari berbagai system pencahayaan buatan, dan
menuliskan nuansa / efek phisykologis yang dirasakan dari pencahayaan / warna
cahaya yang ada .
|
·
Memperhatikan
·
Aktif
dalam Tanya jawa
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
Aktif
dalam Tanya jawa
·
Memperhatikan
Mendokumentasikan
bangunan yang di observasi.
·
Browshing
di internet
|
20
menit
20 menit
20
menit
30
menit
20
menit
30
menit
10
menit
10
menit
10
menit
15
menit
|
Komputer
dan infocuss, white board, mistar dan siku – siku
|
Persentasi
informasi,
diskusi
Penugasan
|
Studio
gambar
|
|
3.
|
PENUTUP
·
Menyimpulkan
materi dgn melibat kan siswa
·
Evaluasi lisan
·
Menutup
dan berdoa
|
·
Merespon
dengan dengan aktif
·
Berdoa
bersama
|
15
menit
|
|
|
|
|
V. PENILAIAN
Tugas di rumah :
Menugaskan siswa untuk mendapatkan contoh dariberbagai system pencahayaan buatan
,dan menuliskan nuansa / efek physikologis yang dirasakan
dari pencahayaan / nuansa cahaya yang berbeda.
( Bersambung ke pertemuan ke tiga )