adsense

28 Feb 2012

MENENTUKAN UNSUR PENUNJANG DESAIN INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN ( 2 - PERTEMUAN KE 2 )


PERTEMUAN KE  II

I.               MATERI AJAR

A.                   MENGENALI  PENCAHAYAAN BUATAN
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada. Pencahayaan buatan yang tidak baik, tentunya akan mengganggu aktivitas yang ada dalam ruang. Sehingga dalam mengatur pencahayaan buatan harus memperhatikan dari sisi peruntukan dan kebutuhan kadar cahaya dalam mendukung aktivitas di dalam ruang.
meliputi: kualitas sumber cahaya (lampu), tata letak lampu, efek pantulan dan perpaduan pencahayaan.
PENCAHAYAAN merupakan salah satu aspek penting dalam interior.
Desainer interior Anies Alkurratu Aini bahkan menyebutnya ‘nyawa’ dalam rancangan interior. “Tanpa pencahayaan, interior tidak ada apa-apanya,” kata dia, Jumat (21/11), di Jakarta.(Media Indonesia, Sabtu 29 November 2008 )

Menurut Wikipedia.org, pencahayaan dalam ruang diperoleh dari dua sumber cahaya yaitu sumber ala mi yakni sinar matahari dan sumber cahaya buatan yaitu lampu. Rumah yang sehat tetap mengandalkan cahaya matahari selama matahari bersinar. Yang jelas, pencahayaan dalam ruang memberikan efek psiko logis. Contohnya,nuansa yang remang-remang membangkitkan kenikmatan saat makan sehingga banyak di terapkan untuk ruang kafe dan restoran. Karena itu dapat dikatakan pencahayaan sebagai sarana untuk mewujudkan ruang sesuai dengan fungsinya.

Idealnya, sebuah ruang memiliki dua macam pencahayaan; Yak ni pencahayaan umum untuk menerangi seluruh ruang dan pencahayaan spesifik untuk suatu fungsi. Misalnya, sebuah kamar tidur memiliki lampu penerangan ruang dan lampu khusus kegiatan tertentu, seperti lampu tidur dan lampu baca.

B.             SISTIM PENCAHAYAAN
Menurut SNI 03-6575-2001 Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi :

a). Sistem pencahayaan merata.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. Tingkat pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara
merata langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-langit.

b). Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. Ditempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.

c). Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat.
            Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang dipasang di dekat tugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1). tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
2). memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arah tertentu.
3). pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang terhalang tersebut.
4). tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang kemampuan penglihatannya sudah berkurang.

Seiring dengan perkembangan teknologi kian beragam pula keperluan manusia. Untuk mengakomodir semua ini, agar interior dan eksterior dari suatu bangunan dapat berfungsi sebagai mana mestinya, maka system pencahayaan pun mengalami penyesuaian, yaitu :


A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi

B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng..

D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan.

C.                   TINGKAT PENCAHAYAAN

. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif (table tingkat pencahayaan).

II.       METODE
       
        Presentasi, Diskusi,Observasi, Tanya jawab dan penugasan

III.     LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

          NO
KEGIATAN
RINCIAN
WAKTU
PERALATAN
PENDUKUNG
METODE
TEMPAT BELAJAR
SUMBER BELAJAR
GURU
P. DIDIK
1.
KEGIATAN AWAL
·    Membuka pertemuan / berdoa
·    Absensi
·    Apresiasi & Motivasi


·    Tertib & berdoa
·    Memperhatikan & merespon

15 menit

Absensi & kelengkapan mengajar lainnya

Presentasi , informasi

Studio gambar










TATA RUANG, Fritz Wilkening, Kanisius 1987, Jogjakarta.







SNI 03-6575-2001

mehari@mediaindonesia.com

Aa Kosasih | Artikel Pustakawan | Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM) November 09

Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang Posted on Januari 6, 2009 by Prabu

Reyhan Arrasuli 2009. Ragam inspirasi Fasad Rumah Minimalis, Depok: Penebar Swadaya

2.
KEGIATAN INTI
·    Menjelaskan tentang pencahayaan buatan, serta peran / makna pencahayaan bagi suatu bangunan
·    Meminta siswa untuk mengungkap pengalamannya saat melalui suasana yang tingkat pencahayaannya berbeda .
·    Menjelaskan  system pencahayaan sesuai SNI  .
·    Menjelaskan pengembangan system pencahayaan untuk lebih mengoptimalkan fungsi rumah . .
·    Meminta siswa untuk mengemukakan contoh dari system pencahayaan yang dimaksud.  .
·    Menjelaskan tingkat pencahayaan yang diizinkan (Kep Meni Kesehatan No.1405 tahun 2002)  . .
·    Mengapresiasi siswa yang aktif, dan member jawaban benar
·    Meninjau ulang kembali pemahaman siswa
·    Mengulangi penjelasan pada bagian yang kurang dipahami siwa
·    Menugaskan siswa untuk mendapatkan contoh dari berbagai system pencahayaan buatan, dan menuliskan nuansa / efek phisykologis yang dirasakan dari pencahayaan / warna cahaya yang ada  .

·    Memperhatikan




·    Aktif dalam Tanya jawa





·    Memperhatikan


·    Memperhatikan





Aktif dalam Tanya jawa
 
 
  

·    Memperhatikan
 














Mendokumentasikan bangunan yang di observasi.

·                         Browshing di internet

20 menit




 20 menit






20 menit


30 menit





20 menit





30 menit




10 menit



10 menit


10 menit



15 menit




Komputer dan infocuss, white board, mistar dan siku – siku






Persentasi informasi,





diskusi





Penugasan









Studio gambar
3.
PENUTUP
·   Menyimpulkan materi dgn melibat kan siswa
·   Evaluasi  lisan
·   Menutup dan berdoa

·    Merespon dengan dengan aktif


·    Berdoa bersama


15 menit





V.    PENILAIAN

        Tugas di rumah : Menugaskan siswa untuk mendapatkan contoh dariberbagai system pencahayaan buatan ,dan menuliskan nuansa / efek physikologis yang dirasakan dari pencahayaan / nuansa cahaya yang berbeda.


                                                                                                                                  ( Bersambung ke pertemuan ke tiga )






15 Feb 2012

MENENTUKAN UNSUR PENUNJANG DESAIN INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN ( 2 - PERTEMUAN I )


RENCANA    PELAKSANAAN    PEMBELAJARAN
( RPP)

Mata Pelajaran                       : Teknik Gambar Bangunan
Kelas Semester                     :  III/ VI
Alokasi Waktu                        :  15 jam  @  45 menit
Standar Kompetensi              :  Menentukan Unsur Penunjang Desain Interior dan Eksterior Bangunan
Kompetensi Dasar                 :  1.    Mengaplikasikan material interior dan eksterior bangunan
                                                 2.     Menentukan pencahayaan buatan interior dan eksterior bangunan
                                                 3.     Menentukan ornament interior dan eksterior bangunan
Indikator                :  1.     Memilih material interior dan eksterior bangunan yang sesuai dengan gaya disain yang diinginkan
                               2.        Menetapkan pilihan atas pencahayaan buatan yang sesuai / mendukung terhadap gaya disain yang diinginkan
                                    3.         Ornamen yang dipakai disesuaikan dengan gaya disain yang diinginkan.
                        4.         Material, pencahayaan buatan, dan ornamen interior dan eksterior bangunan diaplikasikan diaplikasikan dalam gambar disain bangunan.
                                              
I.      Tujuan Pembelajaran   
       
A.      Prasyarat
1.     Peserta telah memahami utilitas gedung, khususnya instalasi listrik dan plumbing
2.     Peserta telah memahami pengertian ruang dan elemen – elemennya.
3.     Peserta telah memahami pegertian interior dan eksterior bangunan.
4.     Peserta telah memahami ilmu bahan bangunan, khususnya bahan – bahan dasar yang digunakan untuk pengisi dinding pembatas, lantai dan plafon.

B.     Tujuan Akhir Pembelajaran
1. Peserta dapat menentukan material yang sesuai dengan desain yang diinginkan
2.     Peserta merencanakan pencahayaan buatan untuk mengoptimalkan fungsi interior dan eksterior bangunan. .
3.     Peserta dapat menetapkan pilihan atas ornament yang akan digunakan untuk lebih mempercantik tampilan interior dan eksterior bangunan.
4.     Peserta dapat menampilkan hasil desainnya dalam bentuk gambar 2D dan 3D.. 


II.     Materi Ajar

               
                        Untuk memilih/ menetapkan  bahan yang akan digunakan pada interior dan eksterior bangunan kita harus menyesuaikan dengan gaya desain yang yang dipilih. Sebab masing – masing model / gaya desain tentu bertujuan untuk menghadirkan nuansa yang berbeda. Dan penciptaan nuansa tersebut sudah jelas bertujuan untuk mengakomodir keinginan / kebutuhan penghuni.


A.     MATERIAL 
Pada umumnya material pelapis ini adalah hasil olahan dari material yang sudah dikenal sebelumnya, dan atau perpaduan dari  bermacam material. Beberapa material pelapis / penutup yang yang saat ini lebih diminati :
·                   Batu / bebatuan dengan berbagai macam produk pengembangannya (granit, mar – mar, keramik, dan sebagainya).
·                   Tanah dengan berbagai produk pengembangannya
·                   Kayu dengan berbagai macam produk olahan dan pengembangannya.
·                   Bambu
·                   Wall paper
·                   HPL ( nama dipasaran) dengan berbagai macam motif
·                   Gypsum
·                   Alumunium Composit Panel
·                   Besi
·                   Kaca
·                   Dan sebagainya.

B.     PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH MATERIAL
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih material interior dan eksterior bangunan :
·                      Warna
·                      Tekstur
·                      Daya tahan
·                      Ketersediaan
·                      Pemasangan
·                      Biaya
·                      Kesesuaian dengan gaya desain




III.    Metode
               
                Presentasi, Diskusi,Tanya jawab dan penugasan

IV.    Langkah – langkah Pembelajaran             

Pertemuan Pertama
          NO
KEGIATAN
RINCIAN
WAKTU
PERALATAN
PENDUKUNG
METODE
TEMPAT BELAJAR
SUMBER BELAJAR
GURU
P. DIDIK
1.
KEGIATAN AWAL
·    Membuka pertemuan / berdoa
·    Absensi
·    Apresiasi & Motivasi


·    Tertib & berdoa
·    Memperhatikan & merespon

15 menit

Absensi & kelengkapan mengajar lainnya

Presentasi , informasi

Studio gambar










TATA RUANG, Fritz Wilkening, Kanisius 1987, Jogjakarta.

2.
KEGIATAN INTI
·    Menjelaskan material interior dan eksterior bangunan
·    Meminta siswa untuk ikut / terlibat  menentukan material apa saja yang banyak dipergunakan .
·    Menjelaskan pengaruh material yang dipakai terhadap suasana / nuansa interior dan eksterior .
·    Menjelaskan pertimbangan dalam memilih material interior dan eksterior bangunan. .
·    Meminta siswa untuk mengemukakan pendapat atas pertimbangan pemilihan material .
·    Menampilkan beberapa contoh bangunan dan meminta siswa mengemukakan pendapat atas nuansa dari contoh – contoh tersebut .
·    Meminta siswa untuk mengidentifikasi material yang dipakai pada contoh bangunan diatas .
·    Mengapresiasi siswa yang aktif, dan member jawaban benar
·    Meninjau ulang kembali pemahaman siswa
·    Mengulangi penjelasan pada bagian yang kurang dipahami siwa
·    Menugaskan siswa untuk mendapatkan gambar bangunan yang menerapkan penggunaan material interior dan eksterior dan menuliskan penadapatnya tentang gambar tersebut .

·    Memperhatikan


·    Aktif dalam Tanya jawa




·    Memperhatikan





·    Memperhatikan




Aktif dalam Tanya jawa
 
 
  

·    Memperhatikan
 






Merespon dengan aktif
















·                         Browshing di internet

20 menit




 20 menit




20 menit


 


20 menit




20 menit





30 menit







20 menit





10 menit





10 menit



10 menit



15 menit




Komputer dan infocuss, white board, mistar dan siku – siku






Persentasi informasi,





diskusi





Penugasan









Studio gambar
3.
PENUTUP
·  Menyimpulkan materi dgn melibat kan siswa
·  Evaluasi  lisan
·  Menutup dan berdoa

·   Merespon dengan dengan aktif


·   Berdoa bersama


15 menit





V.    PENILAIAN

        Tugas di rumah : Menugaskan siswa untuk mendapatkan gambar bangunan yang menerapkan penggunaan material interior dan eksterior bangunan, dan menulis pendapatnya tentang gambar tersebut, dan diserahkan liwat email paling lambat satu minggu setelah penugasan.


                                                                        ( bersambung ke pertemuan ke dua )